Jadi Tuan Rumah Presidensi G20, Indonesia Gencarkan Kembali Industri Pariwisata di Era New Normal
KABARINDO, BALI – Penyelenggaraan rangkaian pertemuan G20 di Indonesia memancing fokus perhatian dunia kepada Indonesia. Momen tersebut pun dimanfaatkan Indonesia selaku panitia untuk menunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai kepada para delegasi yang hadir dari berbagai penjuru dunia.
Untuk gelaran kali ini, industri pariwisata menjadi sektor yang paling digencarkan oleh Kementerian Keuangan bagi para delegasi yang hadir dari seluruh dunia.
“Sebagai gambaran, satu pertemuan menteri itu kira-kira hadir hampir 800 orang. Kita gunakan untuk showcasing. Misalnya pariwisata di Jakarta, di Bali, atau di kota-kota lain. Itu juga sangat baik untuk mengaktifkan kegiatan-kegiatan pariwisata yang sudah ada,” ujar Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional Wempi Saputra dalam rilis yang disampaikan Kemenkeu.
Presidensi G20 menunjukkan tingkat resiliensi dan daya tahan Indonesia di tengah pandemi, sekaligus mempromosikan komitmen dan potensi Indonesia dalam mempraktekkan kepemimpinan global.
Dengan adanya perhelatan G20 tersebut, besar harapan dari pihak panitia untuk mendorong tingkat konsumsi dan investasi di Indonesia terutama dalam sektor pariwisata di era new normal.
“Memang belum semuanya secara spesifik diukur. Mudah-mudahan konsumsi domestik mendapatkan kontribusi positif dari kehadiran dari pertemuan G20. Termasuk juga masalah investasi dari beberapa project yang ada di Indonesia,” kata Wempi.
Selaku tuan rumah Presidensi G20, Indonesia mendapat kesempatan untuk mengorkestrasi agenda pembahasan agar mendukung pemulihan ekonomi, baik di Indonesia maupun dunia.
"Untuk Presidensi G20, dalam pendekatan penyelenggaraan selalu ada dua track. Ada pendekatan Sherpa dan ada pendekatan Finance," ujar Wempi.
Baca Juga: Kemenkeu Klaim Pembatasan Mobilitas Masyarakat Selama Nataru Melalui PPKM Bisa Bantu Tekan Inflasi
Wempi menjelaskan koordinasi Jalur Sherpa dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan didukung Kementerian Luar Negeri. Sedangkan Finance Track atau Jalur Keuangan dikoordinasikan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
“Isu di sherpa track adalah isu-isu yang sangat wide, misalnya di bidang energi, kemanusiaan, antikorupsi, women empowerment, dan lain-lain. Sedangkan di finance track, itu lebih pada fiskal dan moneter. Pembahasan finance track dilakukan mulai dari tingkat Kelompok Kerja (Working Group), hingga tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral,” kata Wempi.
Indonesia akan memanfaatkan sebaik mungkin penyelenggaraan Presidensi G20 ini agar tak hanya mampu mendukung pemulihan ekonomi global, tetapi juga memberi nilai tambah bagi pemulihan domestik dan aktivitias ekonomi masyarakat
Sumber: Kemenkeu
Foto: Kemenkeu
Comments ( 0 )