Indonesia versus Bahrain: Realistis, Tatap Putaran 4

Indonesia versus Bahrain: Realistis, Tatap Putaran 4

Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR

   "Homo Homini Lupus". Manusia kuat akan menjadi "Serigala" bagi yang "lemah". Plautus dalam karya "Asinaria" (195 SM) adalah pencetusnya.


    Ketika Timnas Tiongkok "dibantai" Jepang (0-7), atau Jepang "menggebuk" Bahrain (0-5), dan akhirnya Jepang mengalahkan Indonesia (0-4). Jepang adalah "Serigala" bagi ketiganya.


     Australia yang pada 'leg' pertama ditahan imbang (0-0) oleh Indonesia. Kemudian memukul telak (5-1) di 'leg' 2, pun adalah "Serigala".  Memupus mulusnya Garuda untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026.


    Jepang dan Australia adalah "Serigala" yang sangat kuat. Jepang yang terpaut sembilan poin dengan posisi "runner up" grup C, Australia (sementara), telah memastikan lolos.


     Sisa tiga pertandingan oleh masing-masing tim, akan sangat menentukan (terkecuali Jepang) di "matchday" ke-8, besok (25/3).


     "Matchday" Indonesia versus Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), akan menjadi tonggak. Apakah anak-anak asuhan Patrick Kluivert ini mampu melepas "pressure" kekalahan 1-5 dari Australia, pekan lalu?


    Bahrain yang berjuluk "Mutiara Teluk Persia", saat ini dalam "peak performance". Meskipun kalah 0-2 dari Jepang ('matchday-7), Bahrain baru saja menjuarai "Gulf Cup" (Piala Teluk) ke-26, Januari lalu.


      Peluang Bahrain memenangkan sisa tiga "matchday", masih terbuka lebar. Setelah melawan Indonesia. Bahrain akan berhadapan dengan dua lawan relatif seimbang: Arab Saudi (home/5 Juni), dan China (away/10 Juni).


      Sementara Indonesia, masih menyisakan satu lawan berat, Jepang (away/10 Juni). Dua pertandingan lain, versus Bahrain (home/besok), dan China (home/5 Juni), relatif masih bisa dimenangkan. Tentunya dengan persiapan dan taktik yang matang.


     Realitas logis saat ini, Rizky Ridho dkk, harus mampu mengejar posisi 4 seusai "matchday" ke-10. Caranya? Kalahkan Bahrain dan China di GBK, dan upayakan dengan jumlah gol optimal. Setelah itu, katakanlah kalah dari Jepang.


      Bahrain yang 'keok' (0-1) dari China di Manama (ibukota Bahrain) di 'leg' pertama. Menghadapi China ('leg'-2), diperkirakan akan lebih kuat. Performa saat menjuarai Piala Teluk 2025, menjadikan dua gelandang bintangnya: Ali Madan dan  Mohammad Jassim Marhoon, makin bersinar.


       Mengalahkan China ('matchday-10) punya probabilitas yang kuat. Keberhasilan Bahrain menahan gempuran Takefusa Kubo dan Daichi Kamada (Jepang/pekan lalu), hingga dua gol di menit 66 & 87. Merupakan "durability" (daya tahan), dan tempaan Gulf Cup sebagai modal.


      Hasil 0-0 ('matchday') ke-4, Bahrain vs Arab Saudi di Jeddah. Bisa menjadi probabilitas Bahrain menjungkalkan Arab Saudi pada 'matchday' ke-9 (5 Juni di Manama/Bahrain).


       Kita masih melihat hasil tiga pertandingan Group C (besok). Untuk memprediksi, siapa yang berat melangkah untuk menempati posisi 2-3-4. 


     Indonesia vs Bahrain di GBK, Australia vs China (Hangzhou Sport Park Stadium), dan Jepang vs Arab Saudi (Saitama 2002 Stadium).


      Seandainya, Jepang masih "bernafsu", maka Jepang akan menjadi "Serigala" bagi Arab Saudi. Ini tentu menguntungkan Indonesia.


      Sementara Australia yang masih belum aman, dipastikan menjadi "Serigala" bagi China. Juga menguntungkan Indonesia.


      Bila "taring" Jepang dan Australia "merobek": Arab Saudi dan China. Dengan catatan Indonesia mengalahkan Bahrain.


       Jay Idzes dkk, akan maju ke putaran ke-4, untuk merebut slot ke-7 & 8 Piala Dunia, bersama lima tim lain. Ini realistis, dan lupakan "runner up" putaran tiga.