Hold Saham DADA, Optimis Tercapai Rp.230 Ribu per Lembar

Hold Saham DADA, Optimis Tercapai Rp.230 Ribu per Lembar

Hold Saham DADA, Optimis Tercapai Rp.230 Ribu per Lembar

KABARINDO, SURABAYA - Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) dinilai layak untuk di-hold dalam jangka panjang menuju Rp.230.000 per lembar dan kapitalisasi pasar (market cap) 100 miliar dollar AS.

Kalangan pasar modal Indonesia menyebutkan Vanguard Group, pengelola dana terbesar di dunia dengan portofolio setara 50 kali APBN RI, mulai melirik saham DADA. Selain di balik dua raksasa Jepang yang sudah tercatat di bursa Jepang, ada Vanguard Group yang berpotensi masuk melalui DADA. Jika ini terjadi, jalan menuju valuasi 100 miliar dollar AS terbuka lebar

Isu yang berkembang, pengendali saham DADA telah sepakat menurunkan porsi kepemilikan saham demi membuka free float (kepemilikan saham oleh publik) lebih besar. Artinya, semakin banyak saham DADA yang beredar di publik dan institusi. Inilah skema yang disukai Vanguard: free float besar, transaksi ramai dan likuiditas tinggi.

Menurut Rendy Yefta, analis pasar modal, hal itu menjadi pintu masuk bagi investor yang berorientasi jangka panjang untuk mendapatkan saham bagger yang bisa naik berkali-kali lipat.

“Para investor tetap harus memperhatikan manajemen uang (money management) dan profil risiko masing-masing,” ujarnya pada Jumat (3/10/2025)..

Ia mengingatkan pemegang saham DADA agar tidak terpengaruh dengan gejolak atau pergerakan saham harian atau pilih hold (pegang erat). Bagi yang belum mengoleksi saham DADA, saat ini menjadi momentum untuk mulai berburu, sebelum saham ini benar-benar menjadi incaran global.

“Target saham DADA menuju Rp.230 ribu bukan hal mustahil, tapi butuh keyakinan, kesabaran dan keteguhan hati,” ujar Rendy

Sejak awal Agustus hingga Oktober 2025, saham DADA terus mengalami kenaikan dari harga di bawah Rp.50 per lembar menjadi Rp 150 per lembar pada penutupan 2 Oktober lalu. Bagi masyarakat awam, DADA bukan saham biasa. Ini tiket masuk ke segitiga emas Jakarta. Bagi yang memegangnya, hold untuk jangka panjang adalah strategi terbaik, karena saham DADA akan melakukan pembagian dividen pada 10 Oktober 2025, sehingga perdagangan bursa akan kembali normal, sudah lepas dari pemantauan khusus atau full call auction (FCA).

Strategi Vanguard

Jika dibedah kepemilikan Vanguard di berbagai emiten global, seperti Microsoft, Apple, Mitsubishi, Meta, Kajima hingga NVIDIA, polanya sama. Yaitu, free float publik dan beberapa fund sebagai mayoritas, porsi pengendali saham dan founder diperkecil, serta transaksi harian sangat super likuid.

Strategi tersebut membuat Vanguard dengan mudah mempunyai kemampuan likuiditas yang kuat dari saham kapan pun tanpa mengganggu harga secara ekstrem. “Warung saham” selalu ramai, dagangan selalu laku. Itulah jurus klasik Vanguard dalam menjaga perputaran asetnya.

Bukan tanpa alasan DADA menjadi target yang tepat. Pertama, akses ke aset properti premium. Melalui DADA, investor asing bisa masuk ke lahan komersial Jakarta CBD (Sudirman-Thamrin–Segitiga Emas) yang nilainya masih sangat undervalue dibandingkan dua kota di Jepang, Tokyo atau Osaka.

Kedua, dukungan pemerintah Indonesia. Dengan adanya insentif pajak, pembebasan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), dan penggelontoran dana ratusan triliun untuk sektor riil, properti Indonesia sedang berada di momentum emas.

Ketiga, potensi lonjakan valuasi. Jika rumor akuisisi ini benar, target minimal harga Rp.230.000 per lembar saham bisa terwujud. Kapitalisasi pasarnya bisa menembus 100 miliar dollar AS, dibagi 7,4 milyar lembar saham sehingga valuasinya 13,5 dollar AS per lembar. Hal ini menjadikan Diamond Citra Propertindo (DADA) menjadi salah satu perusahaan properti paling berharga di Asia.

Investor perlu menyadari perjalanan menuju Rp.230.000 per lembar saham bukan jalan mulus tanpa hambatan. Suspensi saham dan koreksi sahan, hampir pasti terjadi, baik harian, mingguan, bahkan bulanan, karena kenaikan signifikan akan membuat regulator “mengistirahatkan” saham untuk menjaga stabilitas pasar.

Sementara itu, aksi korporasi akan dilakukan mulai dari right issue, akuisisi lahan hingga konsolidasi aset. Semua ini memerlukan waktu dan kesabaran. Hal ini menjadi dasar bahwa saham DADA bukan untuk para trader jangka pendek. Perjalanan ini penuh turbulensi dan koreksi atas saham, akan tetapi hasil akhirnya bisa sangat manis.

“Bagi investor yang bersabar, hal ini menjadi peluang emas untuk meraih keuntungan luar biasa,” ujar Rendy.

Foto: istimewa