Gareth Bale: Sulitnya Jadi Pemain di Real Madrid
KABARINDO, CARDIFF – Gareth Bale curhat mengenai betapa sulitnya menjadi pemain di Real Madrid. Menurut mantan pemain Tim Nasional (Timnas) Wales tersebut, bermain untuk Madrid benar-benar harus siap mental karena bakal mendapatkan tekanan dari segala arah.
Menurut pemaparan Bale, tekanan tersebut tak hanya dari pihak klub dan fans saja, tapi media di Spanyol juga ikut memberikan tekanan. Hal tersebut lantas membuat dirinya merasa depresi jika gagal membantu Madrid kalah.
Sebab usai laga, Bale merasa seperti sedang dihakimi orang berbagai pihak. Ia mengibaratkan kekalahan di Madrid seperti sebuah akhir dari dunia.
"Di Madrid, jika kamu kalah seolah-olah dunia sudah berakhir, mereka seperti menyalibmu (menghakimi), Anda pulang dengan depresi,” ujar Bale,dikutip dari Marca, Jumat (23/6/2023).
"Di Real Madrid ada lebih banyak tekanan karena ekspektasi dari klub, fans dan media,” tambahnya.
Karena faktor tersebut, Bale pun pada akhirnya kesulitan mengeluarkan permainan terbaik selama masih di Los Blancos. Permainan terbaik Bale mungkin hanya di awal-awal saat dirinya baru bergabung dengan Madrid.
Sisanya, Bale pun kesulitan mengeluarkan performa terbaiknya karena tekanan serta juga ia yang kerap cedera. Bale membela Madrid dari 2013 sampai 2022. Selama di Madrid, Bale memenangkan 3 gelar Liga Spanyol, 1 Copa del Rey dan 5 Liga Champions.
Kendati demikian, Bale tetap merasa senang bermain untuk Madrid. Ia merasa bergabung dengan tim tersebut membuat dirinya seperti pemenang.
“Ketika Anda masuk ke ruang ganti Real Madrid, anda merasa seperti seorang pemenang. Jelas, itu mempengaruhi bahwa anda dikelilingi oleh pemain-pemain hebat, tetapi sulit untuk dijelaskan. Menang adalah mentalitas dari klub itu,” sambung Bale.
Selepas dari Madrid, Bale sempat berkarier di Liga Amerika Serikat bersama Los Angeles FC (LAFC) pada Juli 2022. Namun, Bale tak lama di LAFC karena memutuskan pensiun dari sepakbola pada Januari 2023.
Foto: Reuters
Comments ( 0 )