Beast House, klub Malam Pertama di Arab Saudi Dipuji sebagai Awal dari ‘Kehidupan Baru’

Beast House, klub Malam Pertama di Arab Saudi Dipuji sebagai Awal dari ‘Kehidupan Baru’

KABARINDO, RIYADH – Kehadiran Beast House, klub malam pertama di Arab Saudi dipuji sebagai awal dari ‘kehidupan baru’ oleh para pengunjung yang bersemangat.

Tenpat ini terletak di Distrik Jax yang artistik di Riyadh, yang merupakan pusat seniman dan kreatif. Menurut The Times, meskipun DJ, interior yang apik, dan kesempatan untuk bersosialisasi semuanya hadir di tempat musik, namun alkohol tetap dilarang, dengan mocktail disajikan di bar dan penjaga siap untuk menegakkan aturan larangan minuman keras.

Alkohol telah dilarang di Kerajaan Islam konservatif tersebut sejak tahun 1952 setelah salah satu putra Raja Abdulaziz dalam keadaan mabuk menembak mati seorang diplomat Inggris.

Namun beberapa peraturan telah berubah di Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir sejak naiknya Raja Salman dan putranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Pada tahun 2018, perempuan memperoleh hak untuk mengemudi. Wanita tidak lagi diharuskan mengenakan abaya hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Bioskop dan pusat hiburan lainnya dibuka dan kini klub malam permanen tersedia.

Batasan yang jelas masih berlaku pada kebebasan berbicara dan aktivitas politik apa pun di kerajaan yang diperintah dengan ketat ini. Namun di bidang seni, Arab Saudi perlahan membuka diri.

Memang benar, DJ asal Saudi, tarek anTabi, mengatakan kepada media tersebut bahwa hal itu sangat berarti bagi dirinya karena bisa tampil di negaranya setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk memamerkan keterampilan musiknya di luar negeri.

Penggemar Beast House lainnya, bernama Nouf, mengaku sempat tergoda untuk tinggal di tempat lain sebelum perubahan diterapkan.

“Ini adalah kehidupan baru, kita dilahirkan kembali. Apalagi sebagai perempuan,” kata Nouf yang tiba di klub bersama temannya.

Namun, harga untuk kehidupan baru ini dikatakan sangat mengejutkan. Yakni sebesar 1.900 poundsterling untuk jenis keanggotaan tahunan terendah, dan naik menjadi sekitar 2.800 poundsterling untuk jenis keanggotaan tahunan tertinggi.

Klub bertingkat ini dilaporkan memiliki ruang studio, ruang makan, dan ruang produksi dengan bilik rekaman.

“Kami melihat Beast House menjadi landasan dunia musik Riyadh, tempat di mana kreativitas dipupuk dan bakat-bakat dari kancah lokal dan internasional dapat tumbuh,” terang Ramadan Alharatani, CEO MDLBEAST, perusahaan di balik venue tersebut, kepada Arab News.

“Visi kami adalah merevolusi cara pandang musik di wilayah ini dengan membina hubungan dalam komunitas kreatif melalui kekuatan musik. Kami telah menyebarkan berita ini, memberikan informasi kepada orang-orang tentang apa sebenarnya klub anggota itu. Kami telah meluncurkan beberapa acara sekilas untuk menarik mereka pada pengalaman ini, dan kami terhubung dengan perintis kreatif untuk mengembangkan komunitas yang tepat,” lanjutnya.

MDLBEAST dilaporkan didukung oleh dana kekayaan negara Arab Saudi, Dana Investasi Publik (PIF), Putra Mahkota Mohammed bin Salman,yang juga menjabat sebagai perdana menteri negaranya.

Dana kekayaan negara Kerajaan ini telah menjadi pusat sejumlah akuisisi olahraga terkemuka, mengambil alih Newcastle United pada November 2021, dan meluncurkan seri LIV Golf yang menguntungkan dan kontroversial pada tahun berikutnya yang kemudian digabungkan dengan PGA Tour dan DP World Wisata.

Gerakan Arab Saudi dalam industri ini dipandang oleh sebagian orang sebagai upaya untuk meningkatkan reputasi negara tersebut dan mengalihkan fokus dari pelanggaran hak asasi manusia.

Negara ini telah menjalankan agenda pertumbuhan yang berpusat pada olahraga selama lima tahun terakhir karena Arab Saudi sendiri telah menjadi tuan rumah bagi banyak acara mulai dari pertandingan tinju hingga turnamen sepak bola.

Para pejabat Saudi telah lama membantah adanya motif di luar alasan finansial di balik gerakan aktif mereka di dunia olahraga, dan malah menyatakan bahwa olahraga adalah landasan strategi 'Visi 2030'.

Program ini diluncurkan pada tahun 2016 dalam upaya mendiversifikasi perekonomian Saudi dari ketergantungan pada ekspor minyak