Surat Terbuka untuk Harun Masiku

Surat Terbuka untuk Harun Masiku

Oleh: Hasyim Arsal Alhabsi, Direktur Dehills Institute

Yang Terhormat Harun Masiku,

Dalam senyap waktu yang terus berjalan, nama Anda tetap menggema, menjadi teka-teki yang belum terjawab. Anda mungkin tak mengenal saya, tetapi tulisan ini saya tulis dengan niat tulus, bukan untuk menghukum atau menghakimi, melainkan untuk mengajak merenung. Anda mungkin di suatu tempat, membaca surat ini dalam keheningan, membawa diri Anda kembali pada titik awal, saat kehidupan penuh pilihan dan peluang.

Harun, jika Anda masih hidup—dan semoga demikian—saya ingin bertanya dengan sepenuh hati: tidakkah Anda lelah? Tidakkah Anda sedih? Tidakkah Anda merasa sepi, bahkan terperangkap dalam penjara yang lebih hebat dari dinding dan jeruji—penjara tanpa kesudahan, tanpa kejelasan? Hidup seperti itu, berlari tanpa arah, bukanlah hidup yang layak bagi seorang manusia yang pernah bermimpi dan berharap.

Anda mungkin merasa dunia telah meninggalkan Anda, tetapi sesungguhnya bukan dunia yang menjauh. Kadang, kita sendirilah yang menutup pintu dan menenggelamkan diri dalam sunyi. Jika Anda membaca ini, coba tanyakan pada diri sendiri: apa yang Anda cari? Apakah ini semua sepadan dengan kehilangan?

Jika pun takdir telah membawa Anda pergi dari dunia ini, setidaknya tinggalkan sesuatu yang dapat dikenang, bukan misteri tanpa wajah. Jika Anda sudah tiada, hadirkan nisan atau tanda, agar mereka yang mencintai Anda—keluarga, sahabat, atau bahkan sekadar orang yang pernah mengenal nama Anda—dapat menutup bab ini dengan doa dan rasa ikhlas. Karena Anda, Harun, bukanlah manusia yang lahir dari pohon tanpa akar. Di mana keluarga Anda? Di mana nama yang seharusnya menjadi bagian dari sejarah mereka?

Dunia ini penuh luka, Harun, tetapi luka terbesar adalah ketidaktahuan dan ketidakjelasan. Jika Anda membaca ini, saya ingin mengingatkan bahwa manusia yang pernah salah tetaplah manusia, dan pintu maaf selalu terbuka bagi mereka yang berani melangkah masuk. Apakah Anda tidak ingin merasakan kelegaan itu—kelegaan untuk tidak lagi bersembunyi, untuk tidak lagi dikejar oleh bayang-bayang masa lalu?

Anda mungkin merasa pilihan ini berat, tetapi percayalah, menghadapinya adalah jalan terbaik. Dunia ini, dengan segala kerasnya, selalu memberi ruang bagi mereka yang berani memilih jalan kebenaran. Dan jika Anda memilih untuk tetap diam, tetap hilang, maka jadilah pelajaran yang meninggalkan jejak, bukan hanya bayangan.

Semoga suara hati Anda membimbing langkah Anda menuju jalan yang lebih terang. Tidakkah Anda ingin dikenang bukan sebagai misteri, tetapi sebagai manusia yang menemukan jalan pulangnya?

Dengan doa dan harapan terbaik,
Seorang Warga yang Percaya pada Peluang Kedua