Studi: Kekurangan Vitamin D Dapat memperburuk Covid-19 dan Bahkan Menyebabkan Kematian
KABARINDO, JAKARTA- Studi terbaru menunjukkan bahwa asupan vitamin D dapat mencegah Covid-19 gejala berat dan kematian. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS ONE ini meneliti hubungan antara tingkat vitamin D di dalam tubuh dengan keparahan dan kematian Covid-19.
Peneliti dari Bar-Ilan University ini menganalisis tingkat vitamin D 1.176 pasien Covid-19 sekitar dua tahun hingga dua minggu sebelum terinfeksi virus corona.
Hasilnya, pasien yang memiliki tingkat vitamin D yang rendah di tubuh mereka lebih mungkin mengalami gejala yang parah. Secara rinci, pasien dengan defisiensi vitamin D (kurang dari 20 ng/mL) 14 kali lebih mungkin mengalami kasus Covid-19 yang parah atau kritis dibandingkan orang yang memiliki lebih dari 40 ng/mL.
Kematian pada pasien dengan kadar vitamin D yang cukup adalah 2,3 persen. Hal ini jauh berbeda dengan 25,6 persen pada kelompok yang kekurangan vitamin D.
Studi ini juga disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, musim (musim panas/musim dingin), penyakit kronis, dan menemukan hasil yang serupa di bahwa tingkat vitamin D yang rendah berkontribusi secara signifikan terhadap keparahan penyakit dan kematian Covid-19.
Studi ini juga menyebut bahwa kekurangan vitamin D merupakan faktor risiko yang dapat memperburuk Covid-19 dan bahkan menyebab kan kematian.
Peneliti pun merekomendasikan agar setiap orang mendapat asupan vitamin D yang cukup.
"Hasil kami menunjukkan bahwa disarankan untuk mempertahankan kadar vitamin D normal. Ini akan bermanfaat bagi mereka yang tertular virus," kata peneliti Amiel Dror, dikutip dari keterangan pers di Science Daily.
Vitamin D bisa didapat dari sejumlah makanan seperti susu, telur, kacang-kacangan. Tubuh akan mengolah vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Oleh karena itu setiap orang disarankan berjemur 10-15 menit setiap hari. Vitamin D juga bisa didapat dari suplemen.
Sumber: CNNIndonesia
Foto: honestdocs
Comments ( 0 )