Perusahaan Mobil Vietnam Bangun Pabrik Baterai EV Senilai $174 juta
KABARINDO, HANOI - Konglomerat terbesar Vietnam Vingroup (VIC.HM) mengatakan Kepada Reuters hari Minggu (12/12) bahwa pihaknya telah mulai membangun pabrik sel baterai senilai $174 juta untuk bisnis kendaraan listrik VinFast sehingga perusahaannya itu dapat memiliki rantai pasokan baterai EV sendiri.
Baterai EV (yang juga dikenal sebagai baterai traksi) adalah baterai yang digunakan untuk memberi daya pada motor listrik kendaraan listrik baterai (BEV) atau kendaraan listrik hibrida (HEV). Baterai ini biasanya baterai isi ulang (sekunder), dan umumnya jenis baterai lithium-ion.
Pada tahun 2019, VinFast menjadi produsen mobil domestik bertenaga bensin pertama yang sepenuhnya dikembangkan di negara itu .
Mereka mulai bertaruh di pasar AS, di mana SUV listrik dan model penyewaan baterai diharapkan untuk memulai debutnya tahun depan.
Baca juga: PLN Cari Mitra Untuk Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan...
Pabrik baterai yang merupakan proyek baterai EV pertama Vietnam ini terletak di provinsi tengah Ha Tinh, di atas lahan seluas delapan hektar.
"Ini adalah fokus dari strategi lokalisasi pasokan VinFast," kata Thai Thi Thanh Hai, wakil ketua Vingroup dan wakil ketua dewan VinFast. "Strategi ini memungkinkan kami untuk memiliki rantai pasokan baterai dan suku cadang kami."
Perusahaan ini menargetkan produksi 100.000 paket baterai per tahun pada tahap pertama dan kemudian meningkatkan kapasitasnya menjadi satu juta. Proyek akan berjalan dengan kapasitas penuh mulai tahun 2025.
Dalam pernyataan email kepada Reuters, VinFast menyatakan bahwa mereka bekerja dengan berbagai mitra untuk baterai, termasuk StoreDot, Gotion High-Tech dan ProLogium dan juga berfokus pada R&D (penelitian dan pengembangan) internal dan membangun fasilitas penelitian untuk mengembangkan teknologi baterai dan pengisian daya.
Pekan lalu, Vingroup mengatakan ingin bergabung ke bursa di Amerika Serikat pada paruh kedua tahun depan.
Baca juga: Jajal Mobil Listrik, Presiden Dorong Pembangunan Ekosistem...
Pengamat Hukum Energi dan Pertambangan Universitas Tarumanegara Ahmad Redi menilai, Indonesia juga mampu menjadi produsen, bahkan juga sangat memenuhi syarat untuk menjadi pemain global dalam industri ini.
"Bahan baku untuk baterai kendaraan listrik itu kita sangat kaya raya. Sehingga sudah semestinya Indonesia menjadi pemain global di sektor baterai mobil listrik ini," kata Redi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (11/12).
Menurut Redi, perusahaan BUMN seperti PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dapat memaksimalkan nilai tambah dengan memproduksi baterai EV, terutama karena bijih nikel, bahan baku utama baterai tersebut, merupakan komoditas tambang yang dikelola Antam. *** (Sumber: Reuters, Detik; Foto: EV Duniya)
Comments ( 0 )