Perempuan, Anak-anak, Lansia & Penyandang Disabilitas, Korban Bencana yang Rentan
Perempuan, Anak-anak, Lansia & Penyandang Disabilitas, Korban Bencana yang Rentan
Jurnalis perempuan FJPI suarakan kelompok rentan saat liputan bencana Sumatera
KABARINDO, SURABAYA – Para jurnalis perempuan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kelompok rentan saat peliputan bencana di Sumatera. Meskipun para jurnalis perempuan juga menjadi korban bencana, mereka tetap membuat karya jurnalistik demi menyuarakan kepentingan publik.
Ketua Umum FJPI, Khairiah Lubis, mengatakan peran jurnalis perempuan dalam peliputan bencana di Sumatera sangat penting. Mereka mempunyai perspektif gender, sehingga dapat mengangkat cerita tentang kelompok rentan, di antaranya perempuan, anak-anak, lansia hingga penyandang disabilitas.
“Jurnalis perempuan dapat mengingatkan pemerintah bahwa ada kelompok rentan yang perlu diperhatikan. Dalam penanganan bencana, semua orang sering dianggap sama rata. Padahal kebutuhan kelompok rentan ini berbeda-beda,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara HUT ke-18 FJPI yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.
Khairiah mengatakan, sebanyak 16 anggota FJPI di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara menjadi korban bencana banjir. Kendati begitu, para jurnalis itu tetap menjalankan kerja jurnalistik demi menyuarakan kepentingan publik.
“Bagi seorang jurnalis perempuan, beban bencana terasa ganda. Di satu sisi, mereka memiliki tanggung jawab profesional untuk melaporkan situasi terkini kepada masyarakat. Di sisi lain, mereka adalah ibu, anak dan penggerak rumah tangga yang harus menghadapi kenyataan pahit saat hunian mereka diterjang banjir bandang,” katanya.
Untuk meringankan beban para anggota yang menjadi korban bencana, seluruh FJPI cabang di Indonesia menggalang donasi. Aksi kemanusiaan juga untuk menjaga solidaritas antarjurnalis perempuan di Indonesia.
Eva Basaria Situmorang, wartawan RRI yang bertugas di Aceh menceritakan pengalamannya saat harus meliput bencana. Pada saat bersamaan, rumahnya di Kabupaten Aceh Singkil juga terendam banjir.
“Saya membuat laporan tentang banjir di Aceh dalam kondisi basah kuyup. Saat itu, rumah-rumah warga mulai terendam dan warga sudah mulai mengungsi. Saya juga memotret kelompok disabilitas dan nenek-nenek yang turut menjadi korban banjir,” tuturnya..
Dalam kondisi tersebut, Eva sempat membantu sejumlah orang yang membutuhkan tempat pengungsian sementara. Dia menawarkan kepada perempuan, anak-anak dan lansia untuk mengungsi di kantor RRI di wilayah tersebut. Namun kantor kemudian juga terendam banjir sehingga para korban harus berpindah ke lokasi lain yang lebih aman.
Sementara itu, Mafa Yuli Ramadhani, angota FJPI Sumatera Utara menuturkan rumahnya di Medan terendam banjir setinggi satu meter. Namun dia memutuskan pergi ke Kabupaten Aceh Tamiang untuk meliput dampak bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut. Jurnalis Project Multatuli ini mengangkat kisah 134 orang yang terpaksa bertahan di satu rumah selama lima hari akibat bencana, termasuk anak-anak dan perempuan.
“Di Aceh Tamiang, saya ketemu dengan anak-anak, perempuan dan ibu hamil korban bencana dalam kondisi sangat lemah. Mereka kehabisan stok makanan dan air bersih,” ujarnya.
Elviza Diana, jurnalis lingkungan Mongabay, mendorong para jurnalis perempuan untuk menulis persoalan banjir sebagai bencana ekologi, bukan hanya bencana alam. Banjir yang menerjang Sumatera menjadi bukti pemerintah tidak mampu mengelola bentang alam.
“Ini adalah krisis ekologi yang serius. Sebagai jurnalis kita perlu melihat alam berubah, sehingga karya jurnalistik yang dihasilkan lebih kuat dan mendorong pemerintah memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukan,” papar Elviza, anggota FJPI Jambi.
Uni Lubis, jurnalis senior yang juga Pemimpin Redaksi IDN Times, mengapresiasi kerja jurnalis perempuan FJPI dalam peliputan bencana. Dia mendorong seluruh jurnalis perempuan untuk terus berkiprah dan menghasilkan karya-karya jurnalistik sebaik mungkin.
“Semoga sebagai jurnalis perempuan, kita semakin bermanfaat bagi publik dan masyarakat,” ujarnya.
Comments ( 0 )