Pentingnya Memahami Kanker Serviks; Perlu Deteksi Dini
Surabaya, Kabarindo- Kanker serviks menjadi momok bagi perempuan. Kasusnya cenderung meningkat tiap tahun.
Karena itu penting untuk terus memberikan pemahaman tentang penyakit mematikan tersebut seperti yang dilakukan oleh Skin A Dermatology & Aesthetic Clinic Surabaya kepada sejumlah kastemer dalam gathering dengan tema Sexual Wellness and You pada akhir pekan ini.
Selain tentang kanker serviks yang dijelaskan oleh dr. Primandono Sp.OG (K) Onk. dari Adi Husada Cancer Center, juga dibahas tentang kutil yang bisa dialami perempuan oleh dr. Ellen Sidowati, Sp.KK, Dermatologist & Aesthetic Consultant di Skin A.
dr. Ellen menjelaskan, kutil berupa pertumbuhan kulit di bagian lapisan paling luar yang bisa terjadi dimana saja. Salah satunya di kelamin. Kutil kelamin termasuk penyakit infeksi menular seksual pada kulit dan mukosa yang disebabkan oleh virus Human Papiloma Virus (HPV). Dalam bahasa awam, kutil kelamin lebih dikenal sebagai penyakit jengger ayam.
“Virus HPV bisa menyerang perempuan maupun laki-laki. Karena itu penting menjaga kesehatan dan kebersihan seputar organ intim. Orang yang terbiasa berganti pasangan rentan terhadap virus ini. Terlebih, bila si penderita memiliki riwayat PMS (penyakit menular seksual),” ujarnya.
Tanda-tanda dini yang patut diwaspadai antara lain rasa nyeri di daerah sekitar alat kelamin, biasanya disertai rasa gatal. Lama kelamaan menjadi sakit yang tidak tertahankan, terlebih setelah berhubungan seksual. Juga timbulnya keputihan abnormal. Keputihan yang normal biasanya keluar ketika menjelang menstruasi dan sesudah menstruasi.
“Jika kutil kelamin didiamkan dapat semakin besar. Ini mengganggu kenyamanan dalam beraktivitas sehari hari dan berdampak pada penurunan kepercayaan diri. Jika tidak diobati, juga akan membahayakan. Untuk menyembuhkan penyakit ini bisa dengan vaksinasi ataupun sirkumsisi,” ujar dr. Ellen.
Sementara itu, dr. Primandono mengatakan, perempuan harus menjaga kesehatan leher rahimnya. Karena jika terganggu, tentu akan membahayakan. Lamban laun bisa menyebabkan kanker yang pertumbuhannya sangat cepat. Tanpa disadari, penyakit ini sudah merambah ke stadium lanjut.
“Gejala kanker serviks bisa diketahui melalui keluarnya darah saat berhubungan intim, mengalami keputihan yang berbau bahkan tak kunjung sembuh dengan pengobatan saja. Rasa nyeri juga dialami jika kanker berada di stadium lanjut,” ujarnya.
dr. Primandono mengatakan, kanker serviks menjadi penyebab kematian terbanyak pada perempuan. Ia menyebutkan, kasus pada 2016 mencapai 863 penderita. Angka ini cenderung meningkat tiap tahun. Karena itu penting untuk mengetahui kanker ini sejak dini.
“Edukasi menjadi kunci untuk memangkas angka kematian akibat kanker serviks. Penanganan yang cepat dan tepat juga bisa mengurangi angka kematian penderita,” ujarnya.
dr. Primandono menjelaskan, kanker serviks bisa dicegah dengan program skrining yaitu edukasi, kondom dan vaksinasi. Untuk mendeteksi dini bisa melakukan pemeriksaan pap smear dan IVA. Tahapan pengobatan selanjutnya adalah dengan kemoterapi, radioterapi dan pembedahan atau berkonsultasi dulu dengan dokter.
Menurut ia, vaksinasi bisa dilakukan mulai usia 10 tahun dengan masa efektif diperkirakan selama 13 tahun. Bagi yang pernah berhubungan seksual, perlu melakukan pap smear dulu sebelum vaksinasi. Vaksinasi diberikan berupa 3 kali suntikan dalam rentang 6 bulan.
Comments ( 0 )