Penanaman Mangrove Di Demak & Batang; Raih Apresiasi Positif PMI
Jakarta, Kabarindo- Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat dan Palang Merah Amerika Serikat, mengapresiasi keberhasilan kelompok-kelompok masyarakat, yang tergabung dalam Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat) di Kabupaten Batang dan Demak.
Dengan penanaman mangrove, mereka berhasil dalam mengurangi risiko bencana abrasi di pesisir.
Penilaian tersebut disampaikan Herry Firmansyah, Manajer Proyek Pengurangan Risiko Bencana PMI Pusat, saat kunjungan PMI Pusat, Perwakilan Pelang Merah AS, serta Sibat dari Jakarta Utara dan Bogor, ke PMI Jateng di Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang, Kamis (19/7).
Herry mengatakan selain PMI Pusat, program yang dilaksanakan sejak 2014 tersebut, juga mendapat dukungan dana dari Palang Merah AS. Sibat dan masyarakat di kedua daerah tersebut berhasil mengurangi abrasi, dengan menanam mangrove. Mereka juga menanam cemara, untuk mengurangi kekuatan tiupan angin laut.
‘’Saya melihat, mangrove di sana sudah berhasil mengikat sedimen. Selain itu, mangrove sudah mulai menjadi habitat tempat hidup beberapa jenis ikan,’’ kata dia.
Selain itu, masyarakat di sana sudah menggandeng korporasi, untuk mendanai kelanjutan dari program pengurangan risiko bencana ini. Sejumlah perusahaan sudah mulai mendanai kelanjutan program tersebut. ‘’Dengan dana tersebut, program ini akan diperluas ke desa-desa lain,’’ kata dia.
Jika sebelumnya, lokasi penanaman mangrove hanya di satu atau dua desa, dengan dana bantuan dari korporasi, aksi serupa dapat dilaksanakan di desa-desa lain. Keberhasilan pengurangan risiko bencana itulah, yang nantinya akan diadosi oleh PMI Jakarta Utara dan Bogor. Sibat di kedua daerah itu juga akan diaktifkan, sehingga dapat segera melakukan pengurangan risiko bencana.
Sementara itu Al Akbar Abubakar, perwakilan dari Palang Merah AS, perwakilan sibat dari Jakarta Utara dan Bogor, bukan hanya menyerap pengetahuan tentang mangrove. Kepada sibat di Demak dan Batang, mereka mereka juga menyampaikan pengelolaan sampah. Bahkan sibat di Jakarta Utara dan masyarakat, sudah membangun bank sampah, yang dapat menambah penghasilan warga setempat.
Sementara itu, Ketua PMI Jateng Imam Triyanto mengatakan, potensi PMI di Jawa Tengah saat ini sudah cukup besar. “Di wilayah ini terdapat 11.432 warga masyarakat yang tergabung dalam sibat. Jumlah itu jauh lebih besar dibandingkan sukarelawan terlatih, yang hanya 928 orang. Potensi ini tentu menjadi modal, dalam melaksanakan pengurangan risiko benacan di wilayah ini,” pungkasnya seperti rilis yang diterima redaksi.
Comments ( 0 )