Ditahun 2022, Tren Kecantikan Apa Saja yang Akan Berkembang?
KABARINDO, JAKARTA - Tren kecantikan tubuh akan terus mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Di tahun 2021 saja, penggunaan produk-produk perawatan kulit (skincare) juga banyak mengalami peningkatan.
Hal ini tentu saja memicu eksplorasi dan eksperimen terhadap tren kecantikan lainnya yang akan berkembang lebih besar pada tahun 2022.
Para ahli kecantikan pun memprediksi akan muncul beragam tren kecantikan di tahun mendatang yang menarik banyak penggemar kecantikan atau beauty enthusiast, mulai dari perawatan yang alami hingga menggunakan teknologi robot. Bagi yang ingin mengetahuinya lebih lanjut, simak 7 tren kecantikan yang akan berkembang di tahun 2022 berikut ini yang dirangkum dari beberapa sumber.
1. Skincare berbasis DNA
Meskipun faktor lingkungan pasti berperan, kenyataannya gen kita sangat menentukan bagaimana kita menua, serta kecenderungan kita terhadap pigmentasi dan sensitivitas. Itulah mengapa semakin banyak merek kecantikan yang memanfaatkan skincare berbasis DNA, produk yang dipesan lebih dahulu berdasarkan susunan genetik kita.
Skincare berbasis DNA biasanya meminta kita untuk mengirimkan sampel DNA dan tes online untuk mengumpulkan informasi tentang susunan genetik kita, menganalisis variasi dalam DNA kita, dan menerjemahkan data itu ke dalam rangkaian skincare yang disesuaikan. Menurut laporan baru oleh Grand View Research, Inc., produk skincare berbasis DNA global ini diperkirakan akan mencapai nilai hampir 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 142 triliun pada tahun 2028.
2. Perawatan dengan teknologi robotik
Semakin berkembangnya teknologi, tren kecantikan di masa depan pun akan lebih banyak memanfaatkan teknologi seperti robot untuk melakukan perawatan. Misalnya Nimble, perangkat yang menggunakan teknologi AI, kamera mikro, pemrosesan gambar 3D, dan algoritme teknologi untuk mengecat kuku kita.
Teknologi AI lain adalah Luum atau robot pertama untuk ekstensi bulu mata. Robot Luum menghilangkan pekerjaan kasar yang membosankan dari perawatan bulu mata, yang digunakan manusia dan memberikan perawatan mikro-presisi yang dapat diselesaikan dalam waktu lebih singkat. Para ahli pun memperkirakan gelombang AI ini akan membuat perawatan kecantikan lebih cepat, lebih murah, dan lebih populer dari sebelumnya.
3. Kontur tubuh
Menurut Laporan Prakiraan Tren Kecantikan 2022 oleh Yelp, kontur tubuh tradisional terus menjadi tren yang naik hingga 35 persen. Dan bagi mereka yang mencari hasil serupa tanpa operasi, prosedur non-invasif diharapkan menjadi hal yang populer. Contohnya, teknologi pembentuk otot truSculpt flex+ dari Cutera yang kini ditingkatkan dengan perawatan 15 menit, yang dapat menargetkan delapan area secara bersamaan dan menunjukkan hasil hanya dalam 6 minggu.
4. Teknologi mengaplikasikan skincare
Meskipun kita rutin menggunakan skincare, namun pernahkah kita memerhatikan seberapa banyak pelembab dan serum yang terserap ke dalam kulit kita? Ya, kurang lebih hanya 10 persen dari produk topikal yang benar-benar menyerap di bawah permukaan kulit. Tetapi, sekarang kita semua semakin sadar akan hal ini.
Bahkan, rol perawatan kulit yang membantu penetrasi skincare menjadi lebih populer dari sebelumnya. Selain itu, baru-baru ini juga ada Droplette, teknologi skincare yang dikembangkan MIT dan didanai NASA untuk menggabungkan fisika fluida dengan kecantikan. Teknologi ini bekerja dengan memecah bahan aktif skincare menjadi kabut mikro dan kemudian menembakkan kabut ini ke kulit dengan kecepatan tinggi. Artinya, produk skincare akan lebih mudah diserap dibandingkan hanya mengaplikasikannya secara manual saja.
5. Skincare yang bersih dan transparan
Survei menunjukkan bahwa merek skincare yang menggembar-gemborkan transparansi bahan akan semakin populer. Di samping itu, klaim bahwa skincare mudah terurai secara hayati dan berkelanjutan juga bukan lagi bonus, tetapi sudah menjadi persyaratan yang mutlak. Konsumen ingin lebih tahu tentang apa yang ada dalam produk mereka dan memang seharusnya begitu.
Hal ini pun menyebabkan banyak perusahaan skincare mengarahkan produknya agar diformulasikan dengan bahan-bahan yang lebih berkelanjutan, baik melalui pengemasan atau kandungan isinya untuk mengurangi jejak karbon. Menurut pendiri Codex Beauty dan anggota dewan EWG, Barb Paldus, PhD, jika kita tidak dapat membuat pilihan yang berkelanjutan saat membuat suatu produk — meskipun biayanya lebih mahal — maka kita tidak layak untuk menciptakan sebuah merek.
6. Perawatan ilmiah untuk rambut rontok
Skin-ification dari perawatan rambut secara resmi menjadi arus utama. Artinya, ada lebih banyak tumpang tindih antara perawatan rambut dan perawatan kulit, terutama dengan fokus baru pada kulit kepala. Dengan semua masalah kulit kepala yang muncul selama pandemi, terutama kerontokan rambut, perawatan seperti plasma kaya trombosit (suntikan yang memperbaiki kerontokan rambut) pun mengalami peningkatan. Bahkan, perawatan rambut ilmiah ini juga memanfaatkan suplemen untuk membantu kesehatan rambut dan scalp-tox (botox pada kulit kepala) untuk kulit kepala yang berkeringat.
7. Parfum kesehatan
Selama ini kita memakai parfum dengan tujuan supaya kita menjadi wangi dan menarik bagi orang lain. Namun di tahun mendatang, industri parfum akan bergeser untuk fokus pada pemakainya. Parfum nantinya tidak hanya membuat kita wangi tetapi juga sebagai aromaterapi yang juga disebut "parfum kesehatan" yang bertujuan untuk mengubah suasana hati pada tingkat yang lebih ilmiah.
Kita mungkin pernah mendengar tentang artis Ani Liu yang membuat parfum pribadi yang berbau seperti orang tertentu untuk membantu pikiran terhubung kembali pada ingatannya. Merek lain yang berspesialisasi dalam parfum yang mengubah suasana hati adalah The Nue Co., yang menggunakan teknologi ilmu saraf yang dipatenkan untuk memanfaatkan berbagai bagian otak pemakainya dan memberikan manfaat yang berbeda. Dan jika kita ingin menghilangkan rasa sakit, merek perawatan menstruasi Fewe menawarkan aroma yang diformulasikan untuk menenangkan kita selama siklus menstruasi terjadi.
Comments ( 0 )