Pameran “Bodies of Care” Digelar di Galeri Salihara
KABARINDO, JAKARTA - Proyek pertunjukan instruksional Bodies of Care akan disajikan sebagai pameran objek-objek koreografis di Galeri Salihara di Jakarta dari 4-17 Desember 2021.
Pameran publik pertama Goethe-Institut Indonesien di Indonesia sejak awal pandemi ini menyajikan inventaris hubungan antara koreografi dan “kepedulian”. Di pekan pertama pameran, masyarakat bisa mendaftar untuk berpartisipasi dalam performans live bersama para seniman di atap Salihara dan mengikuti diskusi daring bersama pakar-pakar dari Asia Tenggara dan Jerman.
Bodies of Care adalah sebuah proyek eksperimental yang diproduksi dan diorganisasi oleh Goethe-Institut Indonesien dan Sasikirana KoreoLAB & Dance Camp. Proyek ini digarap oleh sepuluh koreografer muda bersama seniman performans Melati Suryodarmo serta kolektif media dan performans asal Jerman LIGNA.
Melalui koreografi, sepuluh koreografer dari Indonesia dan Jerman mengeksplorasi gestur dan praktik “kepedulian”. Mereka bersama-sama mengembangkan sejumlah pertunjukan instruksional berjudul Bodies of Care yang berakar pada konteks lokal yang spesifik, namun sekaligus terhubung secara global. Dengan menyajikan berbagai eksplorasi performatif berbeda, mereka berupaya memandang secara kritis bagaimana pemahaman kita mengenai praktik perawatan berubah selama pandemi COVID-19.
Pameran ini memberikan ruang untuk pengunjung mengalami proses produksi melalui penayangan dokumentasi dari penciptaan karya instruksional yang terjadi di sepuluh konteks lokal yang berbeda, sambil sekaligus menelaah makna kepedulian terhadap komunitas di ruang-ruang yang beragam. Galeri Salihara menjadi ruang partisipatoris bagi publik untuk menanggapi narasi instruksional karya ini. Para partisipan diajak untuk secara individual maupun kolektif menyaksikan, mendengarkan dan bergerak bersama Bodies of Care, sambil
mengeksplorasi gestur dan kosagerak tubuh memaknai kata “peduli” dalam praktik koreografi.
Para koreografer yang terlibat adalah Abdul Hadi (Bandung), Kurniadi Ilham (Jambi), Densiel ebang (Jakarta/Toraja), I Nyoman Krisna Satya Utama (Bali), Ela Mutiara (Sukabumi), Mekratingrum Hapsari (Solo), I Made Yogi Sugiartha (Bali), Eva Borrmann (Nürnberg, Jerman), Izabella Maria Herzfeld (Berlin, Jerman), serta Marlen Pflueger dan Yasmina Lammler (Berlin, Jerman).
“Titik tolak Bodies of Care adalah signifikansi tubuh manusia selama pandemi dalam kaitan dengan konteks jarak dan kepedulian. Pertunjukan instruksional telah menjadi bentuk alternatif untuk menampilkan seni di ruang publik. Penonton atau partisipan terlibat aktif dalam menampilkan karya bersangkutan. Pengalaman publik adalah tujuan utama proyek ini. Kami mengajak publik dari berbagai latar belakang untuk secara aktif
menampilkan koreografi berdasarkan instruksi para seniman melalui rekaman audio dalam pameran dan melalui performans langsung,” ujar Melati Suryodarmo, seniman performans sekaligus mentor proyek ini.
Keni Soeriaatmadja, Direktur Artistik dan pimpinan Sasikirana Dance Company menambahkan bahwa tanggapan yang diterima dari publik yang berinteraksi dengan instruksi itu sangat seru.
“Sejauh ini sudah ada lebih dari 20 aktivasi dengan ratusan partisipan dari berbagai penjuru negeri, seakan-akan ‘audiens’ merebut kembali tempatnya di atas panggung. Kami berupaya sungguh-sungguh untuk membangun hubungan baru dan menjangkau lebih banyak orang agar menjadi akrab dengan karya seni pertunjukan. Dan pameran ini merupakan salah satu langkah maju,” terangynya
Proyek ini merupakan hasil proses pengembangan artistik secara daring yang intensif, yang melibatkan kesepuluh koreografer dan penari muda. Para koreografer berkolaborasi dalam serangkaian lokakarya eksploratif dari Juni sampai September 2021. Para seniman berupaya mendefinisikan perawatan dan perawatan komunitas sehubungan dengan praktik mereka sebagai koreografer, khususnya dalam kaitan dengan perwujudan perawatan di dalam komunitas masing-masing.
Comments ( 0 )