Australia Cemas, Indonesia Banjir "Predator"
Oleh: Sabpri Piliang
WARTAWAN SENIOR
"Fabrikasi" diaspora Timnas Indonesia, makin membumbung.
Dean James, Joey Pelupessy, dan Ole Romeny, adalah 'piktur' (lukisan) modernisasi sepakbola Indonesia.
Keberadaan mereka untuk empat "matchday" terakhir, menyempurnakan "puzzle" yang belum tersusun rapi di enam "matchday" terdahulu.
Kekalahan Indonesia 0-4 atas Jepang, kekalahan Timnas 1-2 atas China. Merupakan proses yang harus dilalui. "Puzzle" itu kini telah tertata (rapi), tidak lagi pincang.
Menyaksikan beberapa pertandingan Joey Pelupessy, Dean James, dan Ole Romeny terkandung harapan. Ketiganya adalah "predator", dengan akurasi bagus.
Generasi pertama, kedua, dan ketiga naturalisasi yang mayoritas tipe pemain "pure" bertahan. Di naturalisasi ke-empat: Ole Romeny, Dean James, dan Joey Pelupessy, lebih bertipe eksekutor.
Cara Dean James mengeksekusi gol dari luar kotak penalti. Memberi harapan, Indonesia versus Australia besok (20/3), tidak hanya menang dengan selisih satu gol. Ada probabilitas, gawang Australia akan dihujani gol oleh: James, Romeny, dan Pelupessy.
Kemampuan Dean James mencipta gol bersama klub legendaris Belanda (Go Ahead Eagles). Lalu, Joey Pelupessy meliuk-liuk di klub Lommel (Divisi 2 Belgia) untuk mencipta gol.
Ditambah kecerdikan Romeny (Oxford United/EFL Championship Inggris) mengolah bola, menggocek lawan dan gol. Merupakan modal yang mencemaskan bagi Australia.
Produktifitas asuhan "Coach" Patrick Kluivert melawan Australia, dengan "kekayaan" materi seperti ini. Akan berbeda dengan pelatih Shin Tae Yong. Pola "Total Football" era "Coach" Rinus Michael (Timnas Belanda 1974) akan lebih mudah diterapkan.
Semua pemain adalah penyerang (striker), semua pemain adalah gelandang (midfielder), dan semua pemain adalah bek. Itulah yang disebut "total football".
Bila di era Shin Tae Yong (STY), pelatih kurang menemukan keseimbangan tim. Saat dilakukan "substitute". Kini dengan masuknya Emilio Audero (kiper/Palermo-Liga Italia), Ole Romeny, Joey Pelupessy, dan Dean James. Kendala itu tak ada lagi.
Seandainya saja, dua pemain sayap lain: Jairo Riedewald (Royal Antwerpen/Liga Belgia), dan Ian Maatsen (Aston Villa/Liga Inggris) bisa bergabung untuk "matchday" ke-9 & 10, Juni mendatang. Sempurna sudah "puzzle" yang terserak, untuk menjadi Timnas Indonesia yang sangat kuat.
Nah. Besok, Indonesia versus Australia pukul 16.10 WIB di Sydney Football Stadium (RCTI). Jaga emosi, jangan terpancing dengan "panggung" permainan Australia.
Target Indonesia menang. Dengan asumsi Bahrain kalah versus Jepang, lalu China dan Arab Saudi draw. Bila begitu, poin Jay Idzes dkk menjadi 9, Jepang (19), Arab Saudi-China sama-sama 7 poin. Bahrain (6).
Menginspirasi karya epik filsuf Rusia, Leo Tolstoy dalam "War and Peace", "Yang terkuat dari semua pejuang adalah: waktu dan kesabaran".
Romeny, Pelupessy, dan James, harus sabar membongkar pertahanan Australia yang dikawal: Fran Karacic, Jason Davidson, Cam Burgess dan Aziz Behich.
Kematangan veteran Karacic, sebelum berhadapan dengan penjaga gawang Maty Ryan, Tom Glover, atau Paul Izzo. Ole Romeny, mesti pandai betul mencari ruang.
Comments ( 0 )